Minggu, 28 Februari 2010

Zigbee

Zigbee


Zigbee merupakan padanan kata Zig dan Bee. Zig berarti zig-zag dan Bee berarti lebah. Zigbee memiliki komunikasi seperti lebah, yaitu tidak menentu. Zigbee adalah teknologi yang memfokuskan pada data rate rendah, konsumsi daya redah, biaya rendah, target protokol wireless untuk aplikasi otomasi dan kendali remote.

Tipe Node Zigbee/IEEE 802.15.4 :
  1. FFD
    FFD dapat berfungsi sebagai PAN coordinator, coordinator atau end device, dan berkomunkasi ke RFD atau FFD lainnya.
  2. RFD
    RFD digunakan untuk aplikasi yang sangat sederhana dan hanya bisa berkomunikasi kepada FFD. RFD dapat dikategorikan sebagai end device.

Teknologi Zigbee mengakomodir dua jenis Topologi, yaitu Single Hop (Topologi Star) dan Multi Hop (Peer to Peer). Di dalam jaringan Zigbee, harus ada satu PAN coordinator yang bertindak sebagai node pusat dan bertanggung jawab untuk memulai jaringan.

Dalam topologi star, komunikasi antar node harus melewati PAN coordinator (maksimal dua hope), sedangkan pada peer to peer komunikasi antarnode langsung menuju node tujuan tanpa melewati PAN coordinator.

Zigbee memiliki transfer rate max. 250 Kbps dengan jarak 10 m - 70 m. Kelebihan yang dimiliki Zigbee adalah murah, pengoperasian yang mudah dan hemat daya.

Zigbee meggunakan tiga band frekuensi yang digunakan secara berbeda. Untuk saat ini, frekuensi 915 Mhz digunakan di Amerika, 868 Mhz di Eropa, dan 2,4 Ghz di Jepang.

Peranan Zigbee dibandingkan dengan Bluetooth adalah Zigbee dapat melakukan komunikasi data dengan 6500 node Zigbee dalam waktu bersamaan dengan metode komunikasi multihop ad hoc, tanpa harus melakukan pengaturan. Jenis komunikasi star dan pohon dapat digunakan sesama Zigbee tanpa base station atau access point, sehingga dapat melakukan komunikasi secara acak (mesh network).

Keunikan Zigbee dapat dioperasikan dengan sebuah baterai (ukuran kancing) selama satu tahun lebih dengan peralatan sensor Zigbee non stop. Zigbee dapat mengirimkan data sebanyak 127-bit. Zigbee hanya membutuhkan data 30 ms untuk inisialisasi (dari kondisi sleep sampai bangun hanya butuh waktu 15 ms). Ini sangat cocok untuk peralatan sensor yang membutuhkan operasi kecepatan waktu ON/OFF tinggi.


Sumber :
www.kamusilmiah.com
www.ittelkom.ac.id/library

802.11n

802.11n


A. Pengertian
IEEE 802.11n adalah perubahan standar jaringan 802.11 untuk menghasilkan throughput yang lebih dari standar sebelumnya. Dengan peningkatan data rate max. lapisan fisik OSI (PHY) menjadi 600 Mbit/s dengan menggunakan empat ruang aliran di lebar saluran 40 Mhz.

Sejak 2007, Wi-fi alliance memberikan sertifikat produk Draft-n berdasarkan Draft-2 dari spesifikasi 802.11n. Draft-2 adalah Wi-fi berkecepatan 100 Mbps, dan mempu menghantarkan data 5 kali throughput dan dua kali kecepatan wi-fi terdahulu.

B. Deskripsi 802.11n
IEEE 802.11n didasarkan pada standar 802.11 sebelumnya dengan menambahkan multiple input multiple output (MIMO), 40 Mhz ke lapisan saluran fisik (PHY) dan frame agrerasi ke MAC layer. MIMO adalah teknologi yang menggunakan beberapa antena untuk menyelesaikan informasi lebih lanjut secara koheren. Manfaatnya adalah bentuk antena yang sama.

Kemampuan lain MIMO adalah menyediakan Spatial Division Multiplexing (SDM), SDM ditransfer secara serentak dalam satu saluran Spektral Bandwidth. MIMO SDM dapat meningkatkan throughput data seperti jumlah pemecahan stream data spatial yang ditingkatkan. Setiap aliran spatial membutuhkan antena yang berbeda, baik pengirim maupun penerima. MIMO juga memerlukan rangkaian frekuensi terpisah dan ADC untuk masing-masing antena MIMO yang menjadikan biaya lebih tinggi.

Saluran 40 Mhz adalah fitur lain yang dimasukkan yang menggandakan saluran 20 Mhz. Hal ini dapat diaktifkan di 5 Ghz mode.

C. Keuntungan
  1. Mampu mentransfer data seperti di "jalan tol wireless" sehingga menghemat waktu dan lebih cepat.
  2. Terdapat kombinasi dua frekuensi wireless untuk performa yang lebih baik.
  3. Fitur memperkecil jumlah data yang dibutuhkan untuk transfer file untuk memberi ruang yang lebih di jalur pengiriman data.
  4. Dapat mencapai kecepatan 600 Mbps.
  5. Memberikan waktu yang lebih panjang pada baterai, karena menggunakan chip yang hemat daya.

Sumber :
id.wikipedia.org/Wiki/Draft_2.0
te.ugm.ac.id

Token Ring Vs FDDI

Token Ring Vs FDDI


A. Token Ring
Token Ring adalah sebuah cara akses jaringan yang berbasis Topologi Ring yang awalnya dikembangkan dan diusulkan oleh Olaf Soderblum pada tahun 1969. Kemudian IBM membeli hak cipta dan menggunakan Token Ring dalam produknya pada tahun 1984. Elemen kunci dari Token Ring adalah penggunaan Twisted Pair, dan memasang hubungan aktif yang berada di dalam sebuah jaringan.

Pada tahun 1985, IEEE Amerika Serikat meratifikasi standar IEEE 802.5 untuk protokol Token Ring dan menjadi standar Internasional. Pada awalnya IBM membuat Token Ring manjadi pengganti Ethernet (802.3), tetapi Token Ring kurang begitu diminati karena biaya implementasi yang begitu besar walaupun memiliki kemampuan yang superior.

Spesifikasi Token Ring adalah transfer data yang mencapai rate 4 Mbps dan ditingkatkan menjadi 16 Mbps. Pada jaringan ini, semuan node yang terhubung harus beroperasi pada rate 4 Mbps, sedangkan 16 Mbps pada backbone jaringan. Spesifikasi standar yang lain dari Token Ring diantaranya adalah enkapsulasi IP dan Address Resolution Protocol (ARP).

Dengan Token Ring, peralatan network terhubung secara fisik dalam konfigurasi Topologi Ring, yaitu data dilewatkan dari device satu ke yang lain secara berurutan. Sedangkan Token sendiri adalah paket kontrol yang berputar-putar dalam jaringan ring tersebut dan dapat digunakan dalam pengiriman data. Device yang akan mentransfer data akan mengambil Token, mengisi Token dengan data dan mengembalikan Token ke dalam ring. Lalu penerima akan mengambil Token pengirim, mengosongkan isi Token, dan mengembalikan Token ke dalam ring.

Keuntungan dari protokol ini adalah untuk mencega tumbukan antar data (kolisi data), menggunakan kabel Twisted Pair maupun Fiber Optic, dan menghasilkan performa yang lebih baik, terutama pada high-level bandwidth.

Terdapat tiga tipe pengembangan Token :
  1. Token Ring Full Duplex (menggunakan bandwidth dua arah)
  2. Switched Token Ring (menggunakan switched untuk transfer data pada LAN)
  3. 100VG-AnyLAN (pada Token Ring 100 Mbps atau Ethernet)


B. FDDI
FDDI (Fiber Distributed-Data Interface) adalah standar komunikasi data pada LAN yang menggunakan Fiber Optic dengan panjang sampai 200km . Basis protokol FDDI adalah Token Ring yang terdiri dari dua, yang satu ring berfungsi sebagai ring back-up jika seandainy ada ring dari dua ring tersebut yang putus atau mengalami kegagalan dalam bekerja. Sebuah Ring FDDI mempunyai kemampuan transfer rate 100 Mbps.

C. Perbandingan Token Ring dengan FDDI
  1. Persamaan Token Ring dengan FDDI
    • Menggunakan Fiber Optic
    • Dapat mencapai transfer rate 100 Mbps (pada Token Ring yang telah dikembangkan)
    • Merupakan komunikasi LAN
  2. Perbedaaan Token Ring dengan FDDI
    • Pada FDDI panjang Fiber Optic dapat mencapai 200km
    • FDDI mempunyai dual ring topologi
    • Token Ring standar menggunakan Kabel Twisted Pair
    • Transfer Rate Token Ring 4 Mbps dan dapat ditingkatkan menjadi 16 Mbps

Sumber :
id.wikipedia.org/Wiki/Token_Ring
id.wikipedia.org./Wiki/FDDI
puslit2.petra.ac.id




Kamis, 25 Februari 2010

IPv6

IPv6



IPv6 (sering disebut alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang dilakukan di dalam sebuah protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6. Panjang total adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host komputer di seluruh dunia.

IPv6 memiliki versi desain yang berbeda dan memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan IPv4, juga ditunjang dengan kemampuan addressing yang lebih luas.

IPv6 menawarkan banyak keuntungan dibandingkan dengan IPv4 diantaranya adalah format header yang lebih simple menyebabkan proses transmisi data semakin cepat. Adanya extension header yang memungkinkan service lebih baik dalam hal security dan mobility.

Total alamat IPv6 yang lebih besar dibandingkan dengan IPv4, yaitu sebesar 2128=3,4 x 1038 bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang hierarki, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.

Dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika tanpa menggunakan DHCP server dinamakan dengan stateles address configuration.

A. Format Alamat
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal 4-digit. Setiap blok heksadesimal akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Format ini sering dikenal dengan colon-hexadecimal format.
Berikut adalah contoh hasil konfersi ke dalam heksadesimal :
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A

B. Penyederhanaan Bentuk Alamat
Alamat IPv6 masih dapat disederhanakan dengan membuang angka 0 pada setiap blok yang berukuran 16-bit, dengan menyisakan satu digit terakhir
Contoh :
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A

Konversi pada pengalamatan IPv6 diperbolehkan dilakukan lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda titik dua (:). Penyederhanaan seperti ini sebaiknya dilakukan sekali saja untuk menghindari kebingungan.
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang dan digantikan dengan tanda titik dua pada IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia pada alamat tersebut, kemudian dikurangkan dengan 8 dan dikali dengan 16.
Contoh :
alamat FF02::2 hanya mengandung 2 blok alamat (blok FF02 dan 2), maka jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96-bit.

C. Format Prefiks
Prefiks adalah bagian dari alamat IP, dimana bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks pada IPv6 direpresentasikan dengan cara [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet.
Contoh :
3FFE:2900:D005:F28B::/64
64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat dan 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.

D. Jenis-Jenis Alamat IPv6
  1. Alamat Unicast
    Menyediakan komunikasi secara point to point, secara langsung antara 2 host dalam sebuah jaringan.
  2. Alamat Multicast
    Menyediakan metoda untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada pada group yang sama (one to many).
  3. Alamat Anycast
    Menyediakan metoda penyampaian paket kepada anggota terdekat dari sebuah grup (one to one to many). Alamat ini hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan hanya diberikan kepada router.
  4. Link Local
    Merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
  5. Site Local
    Merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu intranet.
  6. Global Address
    Merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam internet berbasis IPv6.

E. Unicast Address
  • Unicast Global
  • Unicast Site-Local
  • Unicast Link-Local
  • Unicast yang belum ditentukan (Unicast Unspecified Address)
  • Unicast Loopback
  • Unicast 6to4
  • Unicast ISATAP
  1. Unicast Global Address
    Alamat unicast ini mirip dengan alamat IPv4, dikenal sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Alamat ini dapat secara global dirujuk oleh host-host di internet dengan menggunakan proses routing. Struktur alamat ini terbagi atas topologi tiga level (Public, State, Node).
  2. Unicast Site-Local Address
    Ruang lingkup alamat ini terdapat pada internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi. Prefiks yang digunakan adalah FEC0 : : / 48.
  3. Unicast Link-Local Address
    Alamat ini adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet yang sama. Host-host yang berada pada subnet yang sama akan menggunakan alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan adalah FE80 : : / 64.
  4. Unicast Unspedified Address
    Alamat ini adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP server untuk meminta alamat. Nilai alamat ini adalah 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua ( : : ).
  5. Unicast Loopback Address
    Alamat Unicast Loopback adalah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv6, alamat yang diterapkan adalah 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 1 atau : : 1.
  6. Unicast 6to4 Address
    Alamat Unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002 : : / 16, dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48 bit, dengan format 2002 : WWXX : YYZZ : : / 48, dimana WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted decimal format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Contoh alamat IPv4 157 . 60 . 91 . 123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002 : 9D3C : 5B7B : : / 48.
  7. Unicast ISATAP Address
    Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah intranet IPv4 untuk dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local (yang dapat berupa 6to4) yang berukuran 64 bit dengan 32 bit ISATAP identifier (0000 : 5EFE), lalu diikuti dengan 32 bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan adalah subnet prefiks. ISATAP dapat menangani alamat pribadi dan publik IPv4.

F. Multicast Address
Alamat Multicast IPv6 sama halnya dengan IPv4. Paket-paket yang ditujukan kepada sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah FF00 : : / 8.

G. Anycast Address
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan alamat IPv4. Umumnya anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak client. Meskipun alamat anycast menggunakan unicast, tapi fungsinya berbeda dengan unicast. IPv6 menggunakan anycast untuk mengidentifikasi beberapa interface yang berbeda dan akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan multicast, karena anycast menyampaikan paket ke salah satu dari banyak penerima.




Sumber :
id.wikipedia.org/wiki/IPv6
http://www.apjii.or.id/risetIPv6
http://www.dikti.org
http://www.isi.edu

Sabtu, 20 Februari 2010

Charging (Pentarifan)

Charging (Pentarifan) adalah pembebanan yang dikenakan kepada pelanggan sebagai penyewaan jasa telekomunikasi berdasarkan tipe dan layanan yang digunakan.

Salah satu contoh penerapan charging adalah pada produk GSM pra bayar di mana pelanggan harus membayar sejumlah deposit uang sebelum dapat menggunakan layanan GSM yang ditawarkan. Apabila pelanggan pra bayar akan melakukan panggilan atau memanfaatkan jasa layanan lainnya, maka MSC sebagai switch center akan menanyakan kepada SCP apakah pelanggan yang bersangkutan dapat diperbolehkan melakukan panggilan atau tidak. SCP akan memeriksa ketersediaan deposit uang milik pelanggan (pulsa), kemudian akan memeriksa apakah status pelanggan dalam keadaan aktif atau tidak. Hasil keputusan logika SCP akan diberitahukan kepada MSC untuk dapat ditindak lanjuti.

A. Tata Cara Penetapan Tarif Penyelenggara Telekomunikasi
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika :
  • Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Telekomunikasi telah diatur ketentuan tentang pengaturan tarif penyelenggaraan telekomunikasi.

B. Metoda Pentarifan
  1. Fixed-Periode Charging Metode
    • Periode waktu tetap
    • Call rate berubah-ubah terhadap jarak
    • Spesifikasi metoda waktu yang umum : Tiga menit pertama sebagai periode awal panggilan dan pertambahan satu menit berikutnya
  2. Periodic Pulse Metering Methode
    • Call rate tetap
    • Periode waktu berubah-ubah terhadap jarak
    • Meskipun kelas berdasarkan jarak terus meningkat, pembebanan dapat berdasarkan periode waktu "pulsa metering"

C. Komponen Tarif
  1. Komponen Dasar
    Beban penggunaan jaringan, yaitu dasar untuk menutup biaya pelayanan dan bergantung pada penggunaan sarana jaringan penyambungan
  2. Komponen Khusus
    • Beban untuk pemasangan dan penggunaan jaringan, bergantung pada jenis dan fasilitas dan / atau daerah , meliputi :
    • Biaya pemasangan awal, hanya dikenai satu kali
    • Biaya langganan atau biaya sewa bulanan
    • Biaya pemakaian fasilitas (fitur) dasar dan tambahan.

D. Kriteria Pentarifan
  1. Sambungan yang berhasil
  2. Waktu pembicaraan (pagi, siang, malam, diskon)
  3. Jarak komunikasi (zone metering)
  4. Berdasarkan jarak (dan tingkat sentral) dimana setiap zoning ada perbedaan perhitungan pulsa, misalnya :
    • Zone I > 30 - 200 (km) Rp 950 / Menit
    • Zone II > 200 - 500 (km) Rp 1320 / Menit
    • Zone III > 500 (km) Rp 1650 / Menit
  5. Lama pembicaraan (duration call metering)

    Sumber :
    xchrame.blogspot.com
    www.ittelkom.ac.id/library
    www.postel.go.id

              Minggu, 14 Februari 2010

              VoIP, Sistem Penomoran, Regulasi dan Konfigurasi

              VoIP

              Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet . Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data, dan bukan lewat sirkuit analog telepon biasa.


              A. Keuntungan VoIP
              1. Biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh. Penekanan utama dari VoIP adalah biaya. Dengan dua lokasi terhubung dengan internet maka biaya percakapan menjadi lebih rendah.
              2. Memanfaatkan infrastruktur jaringan data yang sudah ada untuk suara. Berguna jika perusahaan sudah mempunyai jaringan. Jika memungkinkan jarigan yang ada bisa dibangun jaringan VoIP dengan mudah. Tidak diperlukan tambahan biaya bulanan untuk penambahan komunikasi suara.
              3. Penggunaan bandwidth yang lebih kecil dari telepon biasa. Dengan majunya teknologi, penggunaan bandwidth dapat dimampatkan sehingga suara hanya membutuhkan sekitar 8kbps bandwidth.
              4. Memungkinkan digabung dengan jaringan telepon lokal yang sudah ada. Dengan adanya gateway bentuk jaringan VoIP bisa disambungkan dengan PABX yang ada di kantor. Komunikasi antar kantor bisa menggunakan pesawat telepon biasa.
              5. Berbagai bentuk VoIP bisa digabungkan menjadi jaringan yang besar.
              6. Variasi penggunaan peralatan yang ada.

              B. Kelemahan VoIP
              1. Kualitas suara tidak sejernih TELKOM yang merupakan efek dari kompresi suara dengan bandwidth kecil.
              2. Ada jeda dalam berkomunikasi, kecuali dengan koneksi Broadband.
              3. Regulasi dari pemerintah RI membatasi penggunaan untuk disambung ke jaringan milik TELKOM.
              4. Jika belum terhubung secara 24 jam ke internet perlu janji untuk berhubungan.
              5. Jika memakai internet dan komputer di belakang NAT (Network Address Translation), maka dibutuhkan konfigurasi khusus untuk membuat VoIP tersebut berjalan.
              6. Tidak pernah ada jaminan kualitas jika VoIP melewati internet.
              7. Peralatan relatif mahal.
              8. Berpotensi menyebabkan jaringan terhambat. Jika pemakaian VoIP semakin banyak, maka ada potensi jaringan data yang ada menjadi penuh jika tidak diatur dengan baik.
              9. Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi dengan baik akan menimbulkan kekacauan dalam sistem penomoran

              C. Sistem Penomoran VoIP
              1. Penomoran VoIP Merdeka dimulai dengan prefiks 6288, diikuti dengan 3 digit Kode Operator dan 7 digit nomor End Point :
                6288 ppp eeeeeee
                Dimana :
                6288 : Kode VoIP Merdeka
                ppp : Kode Operator (3 digit)
                eeeeeee : Nomor End Point (7 digit)
              2. Kode Operator diklasifikasikan menjadi 2 jenis (ISP dan Non-ISP)
              3. Alokasi Kode Operator
              • Alokasi untuk ISP :
                6288901 s/d 6288998 (Tahap-1)
                6288501 s/d 6288699 (Tahap-2, hanya jika Tahap-1 habis)
              • Alokasi untuk Non-ISP :
                6288101 s/d 6288499 (Tahap-1)
                6288701 s/d 6288899 (Tahap-2, hanya jika Tahap-1 habis)
                • Dicadangkan :
                  6288888, 6288999, 6288111 untuk test OGK
                  6288000 s/d 6288099 untuk penggunaan di masa depan

                D. Regulasi Penomoran VoIP
                1. Dasar pengaturan VoIP
                  • Menciptakan iklim kompetisi sehingga dapat menunjang pembangunan industri telekomunikasi nasional secara keseluruhan
                  • Mencegah persaingan yang tidak sehat antara penyelenggara jasa
                  • Menjamin pembangunan baru
                  • Masyarakat harus mendapatkan standar kualitas pelayanan yang memenuhi persyaratan
                  • Mencegah terjadinya gangguan teknis terhadap jaringan PSTN/bergerak yang ada dengan menetapkan standar teknis sesuai FTP
                  • Telekomunikasi yang berkelanjutan
                2. Implementasi
                  • Saat ini izin VoIP hanya diberikan kepada penyelenggara jasa teleponi dasar yaitu TELKOM, INDOSAT dan SATELINDO
                  • Operator lain untuk mendapatkan izin harus mengadakan PKS (Pola Kerja Sama) dengan TELKOM, INDOSAT dan SATELINDO
                  • Mengupayakan balancing tarif LOKAL, SLJJ, dan SLI
                  • Suatu ketika jika dirasa sudah siap dibuka kompetisinya, izin VoIP dapat diberikan tanpa PKS dengan TELKOM dan/atau INDOSAT

                E. Protokol VoIP
                Protokol VoIP secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu Control/Signaling Data dan Data Voice.
                1. Control VoIP adalah trafik yang berfungsi untuk menghubungkan dan menjaga trafik yang sebenarnya yaitu berupa Data Voice. Juga menjaga seluruh operasi jaringan (Router to Router Communications). Dikenal juga dengan istilah Packet Signalling.
                2. Data Voice adalah trafik user berupa informasi yang disampaikan end-to end yang dikenal juga sebagai Packet Voice. VoIP menggunakan IP sebagai "Basic Transport", pada layer transport VoIP menggunakan UDP.

                F. Arsitektur Jaringan VoIP
                Di bawah ini adalah komponen-komponen yang berada pada konfigurasi jaringan yang dibuat :
                1. IP Phone
                  IP Phone adalah suatu hardware yang biasa digunakan untuk komunikasi VoIP. Pada bagian ini terjadi pengolahan sinyal analog menjadi digital untuk kemudian dilakukan proses paketisasi menjadi paket IP.
                2. Swtich
                  Perangkat ini berfungsi juga untuk merutekan trafik dari end user ke router
                3. Router
                  Pada bagian ini akan dilakukan proses pengaktifan RSVP dengan menset setiap interface menjadi enable untuk fungsi RSVP. Proses ini dilakukan pada interface information pada bagian QoS information.
                4. Server
                  Server merupakan penyedia layanan aplikasi dalam jaringan.

                G. Konfigurasi VoIP
                1. Konfigurasi Phone to Phone
                  Konfigurasi ini menghubungkan antara telepon dengan telepon dengan melewati jaringan IP dengan menggunakan perangkat VoIP Gateway yang berfungsi untuk melakukan konversi voice menjadi data dengan proses paketisasi dan sebaliknya.
                2. Konfigurasi PC to PC
                  Konfigurasi ini menghubungkan antara terminal PC dengan PC lainnya menggunakan perangkat router. Proses encoding, kompresi, dan enkapsulasi terjadi pada PC. Sedangkan router bertugas mengenali IP address tujuan yang terdapat pada datagram dan merutekan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Aplikasi yang digunakan pada terminal PC menggunakan software softphone atau berupa aplikasi tertentu seperti Neetmeeting atau sejenisnya.
                3. Konfigurasi Phone to PC atau Sebaliknya
                  Konfigurasi ini menghubungkan antara terminal PC dengan terminal telepon atau sebaliknya dengan menggunakan suatu gateway untuk proses konversi suara menjadi data dan sebaliknya. Konfigurasi ini dapat menghubungkan antara terminal user dengan basis PSTN dengan terminal user yang berada di jaringan IP.


                Sumber :
                http://id.wikipedia.org/wiki/VoIP
                http://www.ittelkom.ac.id/library